Profil Desa Pasawahan
PROFIL DESA PASAWAHAN
Nama Pasabinan di dalam bahasa Jawa sabin artinya sawah. Jadi Pasabinan mengandung arti tempat yang berupa sawah. Tapi bukan semuanya merupakan sawah tentu saja ada daratan tenpat pemukiman, ada kebun dan ada tanah darat lainnya. . Disebut Pasabinan karena sawahnya luas dan tanah sawah maupun tanah darat keadaanya subur. Baik hasil panen sawah maupun 'hasil perkebunan berupa buah-buahan bei-limpah. Masyarakatnya makmur tak kurang sandang pangan. Tak heran kalau banyak yang datang dari-'inar daerah untuk turut mmgais rijki.
Pada waktu itu masyarakat Pasabhtan menganut kepercayaan karuhun, ngunu kamhun. Mulai dan; Ammisme, percaya kepeda pcmttsan; Dinanusnw, percaya kepada bendabcnda, kayu, batu, bean. dmnggap mcmpunyzu daya kegiatan.
Sesuai dengan perkembangan jaman datang Agama Hindu,, menganut Tri Murti atau Tiga Muka (Tiga Dewa) Dewa Brahma sebagai pencipta alam, Dewa Wuna sebagai melihara alum; Dew: Syiwa sebaga: perusak alum, misalnya; banjir. angin topan. tanah longsor, gunung metana kcbahm dan bencana alam taninya
Kemudian datang Agama . Budha yang mempercayai/ berpendapat asalberkelakuan baik jujur dan soleh pasti masuk Nirwana/Surga. Penyebamya ialah Shidarta Gbaotama ,di India “menyebar kesetiap penjuru dunia,-termasuk ke Indonesia; Datangnya orang-orang Barat ke Indonesia yang semula"berdagang mencari rempah-rempah, akhirnya menjajah: Inggris, Portugis dan terakliir Belanda paling lama sampai 350 Tahim. Tidak heran kalau brang Indonesia banyak terpengaruh masuk agama Kristen ' Selain orang Inggris ; “ol “tugis dan Belandajugabrangorang Gujarat yang beragama Islam berdagang sambil ' ' menyebarkan Agama Islam Perdagangan tukar menukar, dari orang-orang Indonesia rempah-rempah_, dari saudagar-saudagar Gujarat ada diantarannya dengan Al-Quran.
RESI DUDAMAYA BERTAPA
Diceritakan pada abad ke-lS tepatnya pada tahun 1447 M. Resi Dudamaya bertapa ”di Batu Panggarangan Blok Panjakroma, muja semedi ingin memiliki Ajian Jayasempurna. Jarak iempat bertapa dari Dukuh Pasabinan ketempat bertapa _ kira-kira 5 Km ke arah Selatan.
Ki Resi baru usai dan bertapa merasa ada perubahan . dalam dirinya, sepertinya apa yang diinginkanya di kabul oleh 'Yang 'Widi; terlintas dalam hatinya ingin mempunyai keturunan. TibaQtiba' muncul “dua orang Wandja cantik laksana Bidadari yang turun dari Kayangan. Kedua Wanoja itu minta diperisteri oleh Ki Resi, dan Resi Dudamaya pun menyetujuinya. . Satu tahunkemudian kedua istri Ki Resi itu melahirkan, ' masingjmasing bayi laki-laki" sangat elok tampan dan me.--arik. _ Setelah kedua anak itu berumur 7 tahun,. kedua Ibunya menghilang Tentu saja kedua anakgitu sangat sedih dengan ratap tangis yang memilukan. Lain halnya Ki Resi yang waspada menyadari bahwa kedua istrinya itu adalah Bidadari dari Kayangan yang mendapat hukumankarena pelanggaran. Setelah hukumannya selesai tidak mungkin bisa bersama-sama lagi karena beda'alam. Eyang Resi Membujuk kedua putranya bahwa ibunya sewaktu-waktu akan datang.
Diceritakan kedua fiidadari yang sangat berat “hati meninggalkan sang suami dan buah hatinya yang sangat dicintai, tidakbisa mengelak dari panggilan bebas hukuman takut pelanggaran lagi yang tentu hukumannya akan lebih berat. Keduanya berpesan dengan (”suara tanpa wujud. “Anakanakku dan seketurunan anak cucu Pasabinan dan sekitarnya, nanti bila ada Harimau Putih dan Kijang Timbal jangan diganggu itu adalah penyamaran kami ingin menengok anak cucu”,
1. ODTWA SUMUR TUJUH CIKAJAYAAN
Sumur Tujuh Cikajayaan bukanlah sembarang sumur. Sumur yang berada tak jauh dari Telaga Biru ini memiliki sejarah religi yang kuat di Kabupaten Kuningan.
Juru kunci Sumur Tujuh Cikajayaan Wajit menyatakan bahwa sumur ini merupakan petilasan tokoh penyebar agama di Kabupaten Kuningan dan sekitarnya. "Ini bekas petilasan para wali dulunya. Di sini dulunya Mbah Si Kajayaan. Dulunya wali dari Kacirebonan, karena ini dulu masuk ke Kacirebonan," kata Wajit saat berbincang dengan merahputih.com di lokasi wisata, Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, baru-baru ini.
Meski tak memgetahui secara pasti, Wajit memperkirakan usia sumur telah mencapai ratusan tahun. "Yang pertama megang itu kakek saya. Umurnya aja sudah 170 tahun. Ini udah ke lima turunan. Ya udah ratusan tahun. 200 tahun bisa jadi," paparnya.
Petilasan ini menjadi bukti bahwa wali penyebar agama Islam telah sampai di Desa Pasawahan. Masyarakat Pasawahan mendapat syiar agama Islam secara langsung. Bahkan, saat ini, bekas petilasan wali tersebut menjado sumber penghidupan masyarakat.
"Mata airnya kan jernih. Bermanfaat buat warga di sini. Malah pernah sempat dimanfaatkan juga sama orang Cirebon. Jadi sampe ke Cirebon ini," paparnya.
Sumur Tujuh Cikajayaan selalu ramai dikunjungi sebagai destinasi wisata religi. Letaknya berada di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Tak jauh dari Telaga Biru, sekira 700 meter. Namun, bila perjalanan dari Kota Kuningan, memakan waktu sekitar 45 menit. Sementara dari Kota Cirebon sekitar 1 jam lebih.
Balong kambang merupakan balong yang berada di sisi sumur tujuh cikajayaan yang berada di desa Pasawahan yang merupakan salah satu wisata yang patut untuk di kunjungi, dengan air yang bersih tentu juga di dalam nya ada ikan dewa seperti di tempat wisata cibulan dan cigugur.
Komentar
Posting Komentar